Rabu, 15 Februari 2012

Pers.Garis Singgung

“Persamaan Garis Singgung Lingkaran yang melalui sebuah titik di Luar Lingkaran.”
Misalkan titik P(x1,y1) terletak di luar lingkaran L. Banyaknya garis singgung yang dapat di tarik dari titik P(x1,y1) ada 2 buah, yaitu garis singgung PA dan garis singgung PB. Persamaan garis singgung itu dapat ditentukan sebagai berikut :
  1. Misalkan persamaan garis singgung yang melalui titik P(x1,y1) bergradien m, maka persamaannya adalah y=mx-mx1+y1.
  2. Substitusikan y ke persamaan lingkaran L sehingga diperoleh persamaan kuadrat dalam x
  3. Karena garis menyinggung lingkaran L, maka haruslah diskriminan D=0 sehingga diperoleh nilai-nilai m.
  4. Substitusikan nilai m ke persamaan garis y=mx-mx1+y1 sehingga diperoleh persamaan garis singgung yang diminta.
Contoh soal :
1. Titik (-1,7) => (-1)2 + 72 = 50 > 25, berarti titik (-1,7) terletak di luar lingkaran.
Misalkan garis singgung lingkaran adalah
y -  = m ( x -  )
y - 7 = m(x+1)
     y = mx + m + 7
x2 + y2 = 25
x2 + (mx + m + 7)2 = 25
x2 + m2x2 + 2mx(m+7) + (m+7)2 = 25
(1+m2)x2 + (2m2+14m)x + m2 + 14m + 24 = 0
2. Syarat garis menyinggung lingkaran adlah D = 0, sehingga didapat :
D =  - 4ac = 0
(2m2+14m)2 - 4(1 +m2)(m2 +14m +24) = 0
4m4 + 56m3 +196m2 – 4m2 – 56m -96 – 4m4 – 56m3 – 96m2 =0
96m2 – 56m-96 =0
12m2 – 7m – 12 =0
(3m – 4)(4m +3) = 0
m=  atau m= -
3. Substitusikan nilai m ke y = mx + m + 7
  Diperoleh y = x +  + 7
              3y = 4x + 25 = 0
            3y - 4x - 25 = 0
Dan,  y = - x -  + 7
  4y = 3x – 18 = 0
 4y - 3x + 18 = 0
Jadi persamaan garis singgung lingkaran adalah
3y - 4x - 25 = 0 dan 4y - 3x + 18 = 0
2. Tentukan persamaan garis singgung x2 + y2 = 1 yang melalui titik ( 2 , 0 )
Jawab :
y -  = m ( x -  )
y – 0 = m(x - 2)
     y = mx – 2m
x2 + y2 = 1
x2 + (mx – 2m)2 = 1
x2 + m2x2 - 2mx(2m) + 4m2 = 1
x2 + m2x2 - 4m2x + 4m2 – 1= 0
(1+m2)x2 - (4m2)x + 4m2 - 1 = 0
                                          a               b               c
D = b2  - 4ac = 0
(4m 2) 2 – 4(1+m2)(4m2-1) = 0
16m 4 – (16m 2 – 4 + 16m 4 - 4m 2) = 0
 16m 4 – 16m 2 + 4 - 16m 4 + 4m 2 = 0
- 12m 2 + 4 = 0
12m 2 = 4
m 2 =
m =
m =
y = mx – 2m
y = m( ) – 2 ( )
y = m -
3y =  m - 2
3y -  m + 2  = 0
9y – 3m + 6 = 0
Jadi persamaan garis singgung lingkaran adalah
9y – 3m + 6 = 0

Teori Asam-Basa


A. MENURUT ARRHENIUS

Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .
HCl --> H + + Cl -
NaOH --> Na + + OH -
Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat karena profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut merupakan model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:
NH 4 OH --> NH 4 + + OH -
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H + dan basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH - .
Contoh:
1) HCl(aq) --> H + (aq) + Cl - (aq)
2) NaOH(aq) --> Na + (aq) + OH - (aq)

























B. MENURUT BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.

Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karena khusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral, tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.
Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton dari asam ke basa.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan perpindahan proton dari HCl ke NH 3 .
HCl + NH 3 NH 4 + + Cl -
Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.
HOAc + H 2 O H 3 O + + OAc -
Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini bahwa H + dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion poliatomik H 3 O + disebut ion Hidronium.
Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA + H 2 O H 3 O + + A -
asam basa asam konjugasi basa konjugasi
Penyajian ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar dalam menarik proton dari asam.
Perhatikanlah bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari dua zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton. Namun demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang sebenarnya harus kita fahami.
Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH - .
Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + ) secara nyata.
Contoh:
HF + H 2 O ⇄ H 3 O + + F -
Asam basa asa m konjugasi basa konjugasi

HF merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan pasangan dari H 3 O + .
Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Asam Basa
NH 3 + H 2 O ⇄ NH 4 + + OH -
Basa Asam
Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:
1. Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yang mengandunh atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2. Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa anion dan kation.
Contoh lain:
1) HAc(aq) + H 2 O(l) -->
H 3 O+(aq) + Ac - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1

HAc dengan Ac - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

2) H 2 O(l) + NH 3 (aq) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1

H 2 O dengan OH - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
Penulisan Asam Basa Bronsted Lowry
C. Menurut G. N. Lewis
Selain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas, masih ada teori yang umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis dan begitu juga basanya. Perhatikan reaksi berikut:
Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat diganti dengan cara Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan reaksi Lewis, misalnya reaksi antara proton dan ion Hidroksida:
Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang tidak ternasuk asam basa Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik misalnya:
CH 3 + + C 6 H 6 C 6 H 6 CH 3 +


Asam ialah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah Donor pasangan elektron. Contoh:

Asam Lewis

Asam-Basa Lewis

Definisi Asam Basa Bronsted-Lowry

Asam adalah donor proton dan sebaliknya basa disebut sebagai aseptor proton

Kemudian teori ini lebih dikenal sebagai teori asam basa Bronsted-Lowry sebagai penghargaan bagi mereka berdua. Konsep asam basa Bronsted-Lowry tidak menentang konsep asam-basa Arrhenius akan tetapi bisa dikatakan sebagai perluasan dari konsep tersebut.
Ion hidroksida dalam konsep Arrhenius tetap menjadi basa dalam konsep Bronsted-Lowry disebabkan ion hidroksida dapat menerima H+ (aseptor proton) untuk membentuk H2O.
Contoh:
HCl dan HNO3 adalah asam Bronsted-Lowry disebabkan kedua spesies ini mampu memberikan ion H+ (proton H+) kepada air dengan reaksi sebagai berikut:
HCl(aq) + H2O(l) -> H3O+(aq) + Cl-(aq)
HNO3(aq) + H2O ->H3O+(aq) + NO3-(aq)
NH3 dan ion OH- adalah basa menurut Bronsted-Lowry disebabkan kedua spesies ini adalah aseptor proton. NH3 dapat bereaksi dengan air untuk membentuk NH4+ dan OH- dapat bereaksi dengan H+ membentuk air.
NH3(g) + H2O(l) -> NH4+(aq) + OH-(aq)
OH-(aq) + H+(aq) -> H2O(l)
Salah satu keunngulan teori asam-basa Bronsted-Lowry adalah konsep ini bisa menjelaskan mengenai sifat asam basa reaksi yang reversible. Contoh jenis reaksi ini adalah reaksi disosiasi asam lemah CH3COOH.
CH3COOH(aq) + H2O H3O+(aq) + CH3COO-(aq)
Sekarang perhatikan reaksi yang hanya berjalan ke kanan
CH3COOH(aq) + H2O(l) -> H3O+(aq) + CH3COO-(aq)
  • CH3COOH adalah asam sebab spesies ini mendonorkan proton pada H2O
  • H2O adalah basa sebab spesies ini menerima proton dari CH3COOH
Sedangkan untuk reaksi kebalikkannya
H3O+(aq) + CH3COO-(aq) -> CH3COOH(aq) + H2O(l)
  • H3O+ adalah asam sebab spesies ini mendonorkan proton pada CH3COO-
  • CH3COO- adalah basa sebab spesies ini menerima proton pada H3O+
Artinya reaksi reversible dari asam lemah diatas memiliki 2 asam dan 2 basa yang saling berpasangan yang kita sebut sebagai pasangan asam basa konjugasi Bronsted-Lowry.
Artinya CH3COOH adalah asam konjugasi dari CH3COO- atau CH3COO- adalah basa konjugasi dari CH3COOH. Keduanya berpasangan sehingga dinamakan asam basa konjugasi Bronsted-Lowry.
Cara mudah mengingat asam basa konjugasi Bronsted-Lowry adalah sebagai berikut:
Untuk membuat asam konjugasi Bronsted-Lowry maka tabahkan satu H+ pada spesies yang ditanyakan, sedangkan untuk membuat basa konjugasi dari Bronsted-Lowry maka tinggal ambil satu H+ dari spesies yang ditanyakan.
  • H2SO4 basa konjugasinya (tinggal ambil 1 H+) adalah HSO4-
  • HNO3 basa konjugasinya (tinggal ambil 1 H+) adalah NO3-
  • PO43- asam konjugasinya (tinggal tambah 1 H+) adalah HPO42-
  • Cl- asam konjugasinya (tinggal tambah 1 H+) HCl
Oh ya teorivasam-basa Bronsted-Lowry ini ada kelemahannya juga yaitu dia tidak bisa menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H+) seperti reaksi berikut;
Fe2+(aq) + 6H2O(l) -> Fe(H2O)62+(aq)
AgCl(s) + NH3(aq) -> Ag(NH3)Cl(aq)
Dua reaksi diatas adalah contoh sebagian kecil reaksi asam basa yang tidak bisa dijelaskan lewat konsep asam basa Bronsted-Lowry akan tetapi dapat dijelaskan dengan menggunakan teori asam-basa Lewis.

Selasa, 14 Februari 2012

contoh perjanjian internasioanl yang diratifikasi oleh Indonesia


No
Nama perjanjian internasional
Ratifikasi
Masalah yang diatur
1.
Convention on the Continental Shelf 1958, Convention on Fishing and Conservation of the Living Resources of the High Seas 1958, Convention on the High Seas 1958
Undang-undang   No. 19 /19616 September 1961
Pengaturan Landas Kontinen, Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Alam di Laut Lepas dan Konvensi Laut Lepas
2.
Convention on the International Regulation  for Preventing  Collision at Sea 1960
KEPPRES No. 107/1968D I C A B U T
Pengaturan mengenai pencegahan kecelaka-an/tubrukan kapal di laut.
3.
International Convention on Load Lines 1966
KEPPRES No. 47/19762 November 1976
Pengaturan Mengenai Jalur Pelayaran
4.
International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage 1969
KEPPRES No. 18/19781 Juli 1978
Tanggungjawab Perdata Terhadap Pencemaran Di Laut
5.
International Convention on the Esta-bilishement of an International Fund for Compensation for Oil Pollution Damage 1971
KEPPRES No. 19/19781 Juli 1978D I C A B U TKEPPRES No. 41/1998
Pengaturan Mengenai Pembentukan Dana In-ternasional untuk Ganti Rugi Pencemaran Mi-nyak di Laut
6.
Convetion on the International Regulation for Preventing Collisions at Sea 1972
KEPPRES No. 50/197911 Oktober 1979
Penyempurnaan Conven-tion 1960 tentang pencegahan tubrukan kapal di laut
7.
International Convention for Safe Containers 1972
KEPPRES No. 33/198917 Juli 1989
Pengaturan Mengenai Keselamatan dan Serti-fikasi Peti Kemas
8.
International Convention for the Prevention of Pollution by Ships 1973, Protocol Relating to the Convention for the Prevention of Pollution from Ship 1978.
KEPPRES No. 46/19869 September 1986
Pengaturan Mengenai Pencegahan Pencemar-an Yang Berasal Dari Kapal-kapal.
9.
International Convention for the Safety of Life at Sea 1974
KEPPRES No. 65/19809 Desember 1980
Pengaturan Mengenai Keselamatan di Laut
10.
Protocol of 1978 Relating to the International Convention for the Safety of Life at Sea 1974 
KEPPRES No. 21/198829 Juni 1988
Protokol Mengenai Ke-selamatan di Laut.
11.
International Convention on Standards of Training, Certification & Watch Keeping for Seafarers, 1978
KEPPRES No. 60/19864 Desember 1986
Pengaturan Mengenai Standard Pelatihan, Sertifikasi dan Penga-matan Bagi Pelaut
12.
International Convention on Standards of Training, Certification & Watch Keeping for Seafarers, 1978
KEPPRES No. 60/19864 Desember 1986
Pengaturan Mengenai Standard Pelatihan, Sertifikasi dan Penga-matan Bagi Pelaut
13.
United Nations Convention on Law Of The Sea (UNCLOS) 1982
Undang-undang   No. 17/198531 Desember 1985
Pengaturan Mengenai Masalah Kelautan
14.
Agreement on the Organization for Indian Ocean Marine Affairs Cooperation (IOMAC) 1990
KEPPRES No. 86/199316 September 1993
Pengaturan mengenai kerjasama kelautan di Samudera Hindia






Sabtu, 11 Februari 2012

Praktikum Indikator Asam-Basa


LAPORAN KIMIA ASAM-BASA
TUGAS KELOMPOK KIMIA
LAPORAN ASAM – BASA
http://a3.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/s320x320/284793_230312540343325_226618437379402_634242_396920_n.jpg
Anggota Kelompok :
1.     Ine Sri Rahayu
2.     M. Herdy Iskandar
3.     M. Gyan Azmy
4.     Putri Patnasari
5.     Rizky Wijayanti
6.     Sulastri Utari


SMA NEGERI 1 CICURUG KABUPATEN SUKABUMI
Jl. Koramil No. Telp (0266) 731350. Cicurug – Sukabumi 43359
HASIL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
LARUTAN ASAM BASA
A.     PENDAHULUAN
Selama ini indikator asam basa banyak menggunakan zat kimia atau lakmus. Namun bagi sekolah yang tidak memiliki bahan tersebut tentunya akan kesulitan dalam prosedur pengamatan larutan asam basa. Selain itu, zat kimia atau lakmus, harganya cukup mahal. Diperlukan kreativitas Guru Kimia untuk menggunakan alat dan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar.
Sebenarnya indikator asam basa dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari lingkungan sekitar. Prinsip indikator adalah bahan yang memberikan warna berbeda pada lingkungan asam dan basa. Pada umumnya bahan yang memiliki warna menyolok memiliki sifat memberikan warna yang berbeda pada kedua suasana tersebut.
Beberapa jenis bunga dengan warna menyolok dapat dijadikan menjadi indikator asam basa. Jenis bunga yang bagus adalah Bunga Sepatu, Bunga Mawar, Bunga Melati, Bunga Kertas, yang memiliki warna merah menyala. Namun Kunyit, Pandan, dan Kulit Manggis pun bias dijadikan sebagai indicator asam basa.
B.      Tujuan
Untuk mengetahui kandungan asam basa pada tanaman yang ada di sekitar kita.
C.      Alat dan Bahan
·         Alat
Ø  Pipet
Ø  Saringan
Ø  Pisau
Ø  Tabung Reaksi
·         Bahan
v  Indikator Alami :
Ø  Bunga Sepatu
Ø  Bunga Mawar
Ø  Kulit Manggis
Ø  Daun Suji
Ø  Daun Pandan
Ø  Bunga Kertas
Ø  Bunga Melati
v  Sampel :
Ø  Alkohol
Ø  Air Sabun
Ø  Air Jeruk
Ø  Cuka
Ø  Air
·        Prosedur Kerja :
§  Bunga Kembang Sepatu
1.      Tumbuk kembang sepatu sampai halus, kemudian beri sedikit air dan diperas airnya menjadi ekstrak kembang sepatu
2.      Masukkan alkohol, air sabun, air jeruk, cuka, dan air ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah disediakan.
3.      Teteskan ekstrak kembang sepatu ke dalam masing-masing tabung reaksi menggunakan pipet sebanyak 10 tetes setiap tabung.
4.      Amati perubahan warna yang terjadi.
§  Bunga Mawar
1.      Tumbuk Bunga Mawar sampai halus, kemudian beri sedikit air dan diperas airnya menjadi ekstrak bunga mawar.
2.      Masukkan alkohol, air sabun, air jeruk, cuka, dan air ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah disediakan.
3.      Teteskan ekstak bunga mawar ke dalam masing-masing tabung reaksi menggunakan pipet sebanyak 10 tetes setiap  tabung.
4.      Amati perubahan warna yang terjadi
§  Kulit Manggis
1.      Tumbuk kulit manggis sampai halus, kemudian beri sedikit air dan diperas airnya menjadi ekstrak kulit manggis
2.      Masukkan alkohol, air sabun, air jeruk, cuka, dan air ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah disediakan
3.      Teteskan ekstrak kulit manggis ke dalam masing-masing tabung reaksi menggunakan pipet sebanyak 10 tetes setiap tabung.
4.      Amati perubahan warna yang terjadi.
§  Daun suji
1.      Tumbuk daun suji sampai halus, kemudian beri sedikit air dan diperas airnya menjadi ekstrak daun suji
2.      Masukkan alkohol, air sabun, air jeruk, cuka, dan air ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah disediakan.
3.      Teteskan ekstrak daun suji ke dalam masing-masing tabung rekasi menggunakan pipet sebanayak 10 tetes setiap tabung.
4.      Amati perubahan warna yang terjadi.
§  Daun Pandan
1.      Tumbuk daun pandan sampai halus, kemudian beri sedikit air dan diperas airnya menjadi ekstrak daun pandan
2.      Masukkan alkohol, air sabun, air jeruk, cuka, dan air ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah disediakan.
3.      Teteskan ekstrak daun pandan ke dalam masing-masing tabung reaksi menggunakan pipet sebanyak 10 tetes setiap tabung.
4.      Amati perubahan warna yang terjadi.

§  Bunga Kertas
1.      Tumbuk bunga kertas sampai halus, kemudian beri sedikit air dan diperas airnya menjadi ekstrak bunga kertas
2.      Masukkan alkohol, air sabun, air jeruk, cuka, dan air ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah disediakan.
3.      Teteskan ekstrak bunga kertas ke dalam masing-masing tabung reaksi menggunakan pipet sebanyak 10 tetes setiap tabung.
4.      Amati perubahan warna yang terjadi.
§  Bunga Melati
1.      Tumbuk bunga melati sampai halus, kemudian beri sedikit air dan diperas airnya menjadi ekstrak bunga melati
2.      Masukkan alkohol, air sabun, air jeruk, cuka, dan air ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah disediakan.
3.      Teteskan ekstrak bunga melati ke dalam masing-masing tabung reaksi menggunakan pipet sebanyak 10 tetes setiap tabung.
4.      Amati perubahan warnanya.

·         Teori Penunjang :
Menurut Arrhenius, Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan memberikan ion hidrogen (H+ ) dalam suatu larutan, Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan memberikan ion hidroksida (OH-) dalam suatu larutan.
Menurut Bronsted-Lowry, Asam adalah Spesi yang dapat memberikan proton atau donor proton (H+ ). Basa adalah Spesi yang dapat menerima proton atau akseptor proton (H+ ).
Menurut Lewis asam adalah spesi yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron (Akseptor elektron). Basa adalah spesi yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron (donor elektron).
Indikator adalah zat yang dapat digunakan untuk menunjukkan sifat suatu zat melalui perubahan warnanya yang khas. Setiap zat atau senyawa mempunyai sifat asam ,basa atau netral. Indikator ini dapat berupa indikator universal atau lakmus biru - lakmus merah yang dibuat di laboratorium, atau juga dapat menggunakan indikator asam-basa dengan bahan dari alam.
Indikator asam-basa alami menggunakan bahan-bahan dari alam seperti bunga sepatu, bunga hidrangea, kol ungu, kunyit, kembang kertas dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna yang memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa.





·        Kesimpulan

Indikator Bahan Alami
Larutan Yang Diuji
Sebelum Ditetesi Ekstrak
Perubahan Warna
Tergolong Zat (Asam / Basa)
Bunga Sepatu
Alkohol
Bening
Tidak bercampur / memisah


Air Sabun
Hijau
Hijau


Air Jeruk
Kuning
Orange Kecoklatan


Cuka
Bening
Merah


Indikator Bahan Alami
Larutan Yang Diuji
Sebelum Ditetesi Ekstrak
Perubahan Warna
Tergolong Zat (Asam / Basa )
Bunga Mawar
Alkohol
Bening
Keruh dan ada endapan


Air Sabun
Hijau
Hijau lumut


Air Jeruk
Kuning
Orange kecoklatan


Cuka
Bening
Merah


Indikator Bahan Alami
Larutan Yang Diuji
Sebelum Ditetesi Ekstrak
Perubahan Warna
Tergolong Zat ( Asam / BAsa)
Kulit Manggis
Alkohol
Bening
Orange Terang


Air Sabun
Hijau
Colat Tua


Air Jeruk
Kuning
Coklat Muda


Cuka
Bening
Jingga




Indikator Bahan Alami
Larutan Yang Diuji
Sebelum Ditetesi Ekstrak
Perubahan Warna
Tergolong Zat ( Asam / BAsa)
Daun Suji
Alkohol
Bening
Hijau Muda Lebih Bening


Air Sabun
Hijau
Hijau Keruh


Air Jeruk
Kuning
Hijau Keruh Kekuningan


Cuka
Bening
Hijau Muda Bening


Indikator Bahan Alami
Larutan Yang Diuji
Sebelum Ditetesi Ekstrak
Perubahan Warna
Tergolong Zat ( Asam / BAsa)
Daun Pandan
Alkohol
Bening
Hijau Daun


Air Sabun
Hijau
Hijau Pucat


Air Jeruk
Kuning
Hijau Alpukat


Cuka
Bening
Hijau Muda


Indikator Bahan Alami
Larutan Yang Diuji
Sebelum Ditetesi Ekstrak
Perubahan Warna
Tergolong Zat ( Asam / BAsa)
Bunga Kertas
Alkohol
Bening
Merah Hati


Air Sabun
Hijau
Pink


Air Jeruk
Kuning
Orange


Cuka
Bening
Merah gelap




Indikator Bahan Alami
Larutan Yang Diuji
Sebelum Ditetesi Ekstrak
Perubahan Warna
Tergolong Zat ( Asam / BAsa)
Bunga Melati
Alkohol
Bening



Air Sabun
Hijau



Air Jeruk
Kuning



Cuka
Bening



Jadi, bahan-bahan alami seperti Bunga Kembang Sepatu, Bunga Wawar, Kulit Manggis, Daun Suji, Daun Pandan, Bunga Kertas dan Bunga Melati juga dapat dijadikan sebagai indikator alami yang dapat menentukan sifat asam-basa suatu zat.